Minggu, 05 Juli 2020

Upaya penanganan dan perbaikan kerusakan jalan

Upaya Penanganan dan Perbaikan 
Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) dan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)



I. Jenis-jenis Kerusakan pada Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

A. Bergelombang/keriting (corrugation) 


  • Apa itu? gelombang melintang/tegak lurus arah perkerasan aspal akibat deformasi plastis, jarak gelombang relatif teratur, biasa terjadi pada lokasi dimana lalu lintas sering bergerak dan berhenti atau saat kendaraan mengerem pada turunan, belokan tajam atau persimpangan
  • Penyebab? aksi lalu lintas dan permukaan perkerasan atau lapis pondasi yang tidak stabil karena kadar aspal terlalu tinggi, agregat halus terlalu banyak, agregat berbentuk bulat dan licin, semen aspal terlalu lunak, kadar air terlalu tinggi
Cara perbaikan? menambal di seluruh kedalaman. keriting dangkal bisa dibongkar dengan pavement milling machine dan di-overlay dengan hotmix

B. Alur (rutting)



  • Apa itu? bentuk turunnya perkerasan ke arah memanjang pada lintasan roda kendaraan akibat beban lalu lintas yang berulang pada lintasan road sejajar dengan as jalan, biasanya baru tampak jelas saat hujan.
  • Penyebab? kurangnya pemadatan lapis permukaan dan pondasi, kualitas aspal rendah, tanah dasar lemah, agregat pondasi (base) kurang tebal, dan infiltrasi air tanah
  • Cara perbaikan? jika penyebabnya di permukaan, tambal di seluruh kedalaman atau overlay dengan hotmix. Jika penyebabnya di base, dibutuhkan pembangunan kembali perkerasan dan drainase.

C. Ambles (depression)



  • Apa itu? penurunan perkerasan pada area terbatas, diukur dengan straightedge
  • Penyebab? beban lalu lintas berlebihan, penurunan lapisan di bawah perkerasan
  • Cara perbaikan? surface treatment atau microsurfacing, menambal kulitnya atau seluruh kedalaman

D. Sungkur (shoving)



  • Apa itu? perpindahan permanen secara lokal dan memanjang dari permukaan perkerasan, karena saat lalu lintas mendorong perkerasan, timbul gelombang pendek di permukaannya. sungkur melintang dapat timbul oleh gerakan lalu lintas membelok. sungkur biasa terjadi pada perkerasan aspal yang berbatasan dengan perkerasan beton semen portland. perkerasan beton bertambah panjang oleh kenaikan suhu dan menekan perkerasan aspal.
  • Faktor penyebab? stabilitas campuran aspal rendah, kadar aspal terlalu tinggi, agregat halus terlalu banyak, agregat berbentuk bulat, semen aspal terlalu lunak, kadar air dalam lapis pondasi granuler (granular base) terlalu banyak, ikatan antar lapisan perkerasan tidak bagus, tebal perkerasan kurang
  • Cara perbaikan? menambal di seluruh kedalaman

E. Mengembang (swell)



  • Apa itu? gerakan ke atas lokal dari perkerasan akibat pengembangan atau pembekuan air dari tanah dasar atau dari bagian struktur perkerasan.
  • Penyebab? mengembangnya material lapisan di bawah perkerasan atau tanah dasar karena kadar air naik. Biasanya terjadi bila tanah pondasi berupa lempung yang mudah mengembang (lempung montmorillonite)
  • Cara perbaikan? menambal di seluruh kedalaman, pembongkaran total area, menimbun dengan material baru, menstabilkan kadar air.

F. Benjol dan turun (bump and sags)
 

  • Apa itu? Benjol adalah gerakan/perpindahan ke atas dari permukaan aspal yang bersifat lokal dan kecil. Sags adalah gerakan ke bawah dari permukaan perkerasan. Bila perpindahan terjadi dalam area yang luas, disebuh swelling. Benjol mempunyai pola tegak lurus arah lalu lintas.
  • Penyebab? Tekukan atau penggembungan perkerasan beton yang di-overlay dengan aspal, infiltrasi dan penumpukan material dalam retakan diikuti pengaruh beban lalu lintas.
  • Cara perbaikan? Cold mill, penambalan dangkal, parsial atau seluruh kedalaman, dan overlay.
G. Retak Halus (Hair Cracking) 




Yang dimaksud retak halus adalah retak yang terjadi mempunyai lebar celah ≤ 3 mm. Sifat penyebarannya dapat setempat atau luas pada permukaan jalan.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.
2. Pelapukan permukaan.
3. Air tanah pada badan perkerasan jalan.
4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.
  • Akibat lanjutan:
Meresapnya air pada badan jalan sehingga mempercepat kerusakan dan menimbulkan ketidak-nyamanan berkendaraan.
Berkembang menjadi retak buaya (alligator cracks).
  • Dalam tahap perbaikan, sebaiknya dilengkapi dengan sitem aquaproof. diman jika dibiarkan berlarut-larut retak rambut dapat berkembang menjadi retak buaya.

H. Retak Kulit Buaya (Alligator Cracks) 

Lebar celah retak ≥ 3 mm dan saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya atau kawat untuk kandang ayam. Umumnya daerah dimana terjadi retak kuliat buaya tidak luas. Jika daerah terjadi retak kulit buaya luas, mungkin hal ini disebabkan oleh repetisi beban lalulintas yang melampaui beban yang dapat dipikul oleh lapisan permukaan tersebut.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Bahan perkerasan/ kualitas material kurang baik.
2. Pelapukan permukaan.
3. Air tanah pada badan perkerasan jalan
4. Tanah dasar/ lapisan dibawah permukaan kurang stabil.
  • Akibat lanjutan:
a. Kerusakan setempat/ menyeluruh pada perkerasan.
b. Berkembang menjadi lubang akibat dari pelepasan butir-butir.
  • Untuk pemeliharaan dapat digunakan lapis burda, burtu, ataupun lataston. Jika celah≤ 3mm, sebaiknya bagian perkerasan yang telah mengalami retak kulit buaya akibat rembesan air ke lapis pondasi dan tanah dasar diperbaiki dengan cara dibongkar dan dibuang bagian-bagian yang basah, kemudian dilapis kembali dengan bahan yang sesuai. Perbaikan harus disertai dengan perbaikan drainase disekitarnya. Kerusakan yang disebabkan oleh beban lalulintas harus diperbaiki dengan memberi lapisan tambahan. 
I. Retak Pinggir (edge crack)

Retak ini disebut juga dengan retak garis (lane cracks) dimana terjadi pada sisi tepi perkerasan/ dekat bahu dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dengan atau tanpa cabang yang mengarah ke bahu. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Bahan dibawah retak pinggir kurang baik atau perubahan volume akibat jeni sekspansif clay pada tanah dasar .
2. Sokongan bahu samping kurang baik.
3. Drainase kurang baik.
4. Akar tanaman yang tumbuh ditepi perkerasan dapat pula menjadi sebab terjadinya retak tepi
  • Akibat lanjutan:
a Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan sehingga mengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Retak akan berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir padatepi retak.
  • Cara perbaikan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair & pasir. Perbaikan drainase harus dilakukan, bahu diperlebar, dan dipadatkan, jika pinggir perkerasan mengalami penurunan, elevasi dapat diperbaiki dengan mempergunakan hotmix.
J. Retak Sambungan Bahu Perkerasan (edge joint crack) 
Sesuai dengan namanya retak ini umumnya terjadi pada daerah sambungan perkerasan dengan bahu yang beraspal. Retak ini berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks) dan biasanya terbentuknya pada permukaan bahu beraspal. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Perbedaan ketinggian antara bahu beraspal dengan perkerasan, akibat penurunan bahu.
2. Penyusutan material bahu/ badan perkerasan jalan
3. Drainase kurang baik.
4. Roda kendaraan berat yang menginjak bahu beraspal.
5. Material pada bahu yang kurang baik/ kurang memadai.
  • Akibat lanjutan:
a. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan akibat meresapnya air pada badan jalan dan mengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Berkembang menjadi besar yang diikuti oleh pelepasan butir pada tepi retak.
  • Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
K. Retak Sambungan Jalan (lane joint crack)
Sesuai dengan namanya retak ini terjadi pada sambungan dua jalur lalu lintas dan berbentuk retak memanjang (longitudinal cracks). Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar.
  • Kemungkinan penyebabnya adalah ikatan sambungan kedua jalur yang kurang baik.
  • Akibat lanjutan:
a. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akanmengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Lepasnya butir pada tepi retak dan bertambah lebar.
  • Perbaikan dapat dilakukan dengan memasukkan campuran aspal cair dan pasir kedalam celah-celah yang terjadi.
L. Retak Sambungan Pelebaran Jalan (widening crack)
Bentuk retak ini adalah retak memanjang (longitudinal cracks) yang akan terjadi pada sambungan antara perkerasan lama dengan perkerasan pelebaran. Retak ini dapat terdiri atas beberapa celah yang saling sejajar dan akan meresapkan air pada lapisan perkerasan.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Ikatan sambungan yang kurang baik.
2. Perbedaan kekuatan/ daya dukung perkerasan pada jalan pelebaran dengan jalanlama.
  • Akibat lanjutan:
a. Menimbulkan kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan danakan mengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.
  • Perbaikan dilakukan dengan mengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
M. Retak Refleksi (reflection crack)
Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (overlay), dapat berbentuk memanjang(longitudinal cracks), diagonal (diagonal cracks), melintang (transverse cracks), ataupun kotak (blocks cracks) yang menggambarkan pola retakan perkerasandibawahnya. Retak ini dapat terjadi bila retak pada perkerasan lama tidak diperbaikisecara benar sebelum pekerjaan pelapisan ulang (overlay) dilakukan.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Pergerakan vertikal/ horizontal di bawah lapis tambahan (lapisan overlay)sebagai akibat perubahan kadar air pada tanah dasar yang ekspansif.
2. Perbedaan penurunan ( settlement ) dari timbunan/ pemotongan badan jalandengan struktur perkerasan.
  • Akibat lanjutan:
a. Kerusakan menyeluruh atau setempat pada perkerasan jalan dan akanmengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga kerusakan akan bertambah parah.Untuk retak memanjang, melintang dan diagonal perbaikan dapat dilakukan denganmengisi celah-celah dengan campuran aspal cair dan pasir.
  • Untuk retak berbentuk kotak, perbaikan dilakukan dengan membongkar dan melapis kembali dengan bahan yang sesuai.
N. Retak Susut (shrinkage crack) 
Retak yang terjadi tersebut saling bersambungan membentuk kotak besar dengan sudut tajam atau dapat dikatakan suatu interconnected cracks yang membentuk suatu seri blocks cracks. Umumnya penyebaran retak ini menyeluruh pada perkerasan jalan.
  • Kemungkinan penyebab:
1. Perubahan volume perkerasan yang mengandung terlalu banyak aspal dengan penetrasi rendah.
2. Perubahan volume pada lapisan pondasi dan tanah dasar.
  • Akibat lanjutan:
a. Retak ini akan menyebabkan meresapnya air pada badan jalan sehingga akan menimbulkan kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan danmengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes ).
  • Perbaikan dapat dilakukan dengan mengisi celah dengan campuran aspal cair dan pasir, dan dilapis dengan burtu.
O. Retak Selip (slippage crack) 
Kerusakan ini sering disebut dengan parabolic cracks, shear cracks, atau crescent shaped cracks. Bentuk retak lengkung menyerupai bulan sabit atau berbentuk seperti jejak mobil disertai dengan beberapa retak. Kadang-kadang terjadi bersama denganterbentuknya sungkur ( shoving ).
  • Kemungkinan penyebab:
1.Ikatan antar lapisan aspal dengan lapisan bawahnya tidak bail yang disebabkan kurangnya aspal/ permukaan berdebu
2. Pengunaan agregat halus terlalu banyak.
3. Lapis permukaan kurang padat/ kurang tebal
4. Penghamparan pada temperature aspal rendah atau tertarik roda penggerak olehmesin penghampar aspal/ mesin lainnya.
  • Akibat lanjutan:
a. Kerusakan setempat atau menyeluruh pada perkerasan jalan dan akanmengganggu kenyamanan berkendaraan.
b. Lepasnya butir pada tepi retak sehingga timbul lubang ( potholes).
  • Perbaikan dapat dilakukan dengan membongkar bagian jalan yang rusak dan menggantikannya dengan lapisan yang lebih baik.
II. Jenis-jenis Kerusakan pada Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

A. Kerusakan disebabkan oleh karakteristik permukaan, antara lain:

1) Retak setempat, yaitu retak yang tidak mencapai bagian bawah dari slab.
  • Retak Awal  
- Akibat: 
a. Pengeringan berkebihan pada saat pelaksanaan
  • Retak Sudut
- Akibat:
a. Daya dukung tanah dasar dan lapisan pondasi yang tidak cukup besar
b. Susunan sambungan dan fungsinya tidak sempurna
  •  Retak Melintang
- Akibat:
a. Ketebalan slab kurang memadai
b. Perbedaan penurunan tanah dasar
c. Mutu beton rendah
  • Retak disekitar lapisan tanah dasar
- Akibat:
a. Penyusutan struktur dan lapis pondasi
b. Konsentrasi tegangan
2) Patahan (faulting), adalah kerusakan yang disebabkan oleh tidak teraturnya susunan disekitar atau di sepanjang lapisan bawah tanah dan patahan pada sambungan slab,atau retak-retak.
  • Tidak teraturnya susunan lapisan 
- Akibat:
a. Pemadatan tanah dasar dan lapisan pondasi kurang baik.
  • Patahan slab
- Akibat:
a. Penyusutan tanah dasar yang tidak merata
b. Pemompaan (pumping)
3) Deformasi, yaitu ketidak rataan pada arah memanjang jalan.
  • Ketidak rataan memanjang
 - Akibat:
a. Fungsi dowel tidak sempurna
b. Kurangnya daya dukung tanah dasar
c. Perbedaan penurunan tanah dasar
4) Abrasi, adalah kerusakan permukaan perkerasan beton yang dapat dibagi menjadi: 
  • Pelepasan Butir, yaitu keadaan dimana agregat lapis permukaan jalan terlepas dari campuran beton sehingga permukaan jalan menjadi kasar.
- Akibat:
a. Lapisan permukaan using
  • Pelicinan (polishing), yaitu keadaan dimana campuran beton dan agregat pada permukaan menjadi amat licin disebabkan oleh gesekan-gesekan.
- Akibat:
a. Hilangnya ketahanan gesek
b. Lapisan permukaan aus penggunaan agregat lunak
  •  Aus, yaitu terkikisnya permukaan jalan disebabkan oleh gesekan roda kendaraan.
  • Pengelupasan (scaling)
-Akibat:
a. Pelaksanaan yang kurang
5) Kerusakan Sambungan
  • Kerusakan pada bahan perekat sambungan
- Akibat:
a. Bahan pengisi sambungan yang usang, mengeras, melunak, dan menyusut.
  • Kerusakan pada ujung sambungan
- Akibat:
a. Kerusakan susunan dan fungsi sambungan
6) Retak yang meluas
  • Retak yang mencapai dasar slab
  • Retak sudut
- Akibat:
a. Kekuatan dukung tanah dasar dan lapisan pondasi kurang memadai
  • Retak melintang/memanjang
- Akibat:
a. Struktur sambungan dan fungsinya kurang tepat
  • Retak buaya
- Akibat:
a. Perbedaan letak permukaan tanah
b. Mutu beton yang kurang baik
7) Melengkung
  • Jembul
  • Hancur
- Akibat:
a. Susunan sambungan dan fungsinya kurang tepat
8) Berlubang
- Akibat:
a. Campuran agregat yang kurang baik seperti ada kepingan kayu di dalam adukan
b. Mutu beton yang kurang baik



Sumber:
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar