Jumat, 10 Juli 2020

Alat-alat yang digunakan untuk proses pelaksanaan perkerasan jalan

ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES 
PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN



I. PENYIAPAN PERALATAN PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON

A. Identifikasi Peralatan Pelaksanaan
Untuk dapat mengidentifikasi jenis peralatan diperlukan data-data sebagai berikut: 
  • Jenis, volume pekerjaan beton, spesifikasi teknik, lokasi pekerjaan dan kondisi lapangan; 
  • Jadwal waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan pelaksanaan pekerjaan beton semen; 
  • Metode kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;
Pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton memerlukan peralatan utama yang meliputi: 
  • Peralatan pencampur dan pengecoran beton (Batching Plant dan Truck Mixer / Dump Truck), 
  • Penghamparan dan pemadatan beton (Concrete Paver / Concrete Finisher), serta 
  • Peralatan penyelesaian akhir (finishing) permukaan beton (Texturing and Curing Machine).
Jenis-jenis peralatan utama yang akan diuraikan berikut ini:

1. Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan Pengangkut Beton

Pembuatan campuran beton yang bermutu tinggi memerlukan perhatian yang sangat teliti pada setiap tahapan kegiatannya, mulai dari penetapan dan penakaran komposisi bahan pembentuk beton, pencampuran, sampai kepada pengangkutannya ke lokasi pengecoran. Pada umumnya, proses produksi campuran beton meliputi kegiatan–kegiatan sebagai berikut: 
Penakaran bahan-bahan beton; 
  • Pencampuran; 
  • Pengangkutan ke lokasi pengecoran; 
  • Penempatan / pengecoran; 
  • Pemadatan (konsolidasi); 
  • Perawatan (Curing); 
  • Penyelesaian akhir / Perapihan (Finishing).
Kegiatan penakaran bahan-bahan pembentuk beton dalam bahasa asing disebut batching. Penakaran dapat dilakukan berdasarkan berat maupun berdasarkan volume bahan tersebut. Tetapi, penakaran berdasarkan berat lebih umum dilakukan karena dipandang lebih praktis. Batcher equipment adalah kontainer yang berfungsi sebagai penampung dan untuk mengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam Concrete Mixer. Untuk menentukan batcher yang harus digunakan, kapasitas batcher tersebut minimal 3 (tiga) kali kapasitas alat pencampur (concrete mixer). 

Peralatan pembuatan campuran beton yang ditempatkan secara terpusat dan biasanya mempunyai kapasitas tinggi, sehingga cocok untuk pekerjaanpekerjaan beton dengan volume besar, disebut Batching Plant.
Peralatan Batching Plant dengan alat pengangkut Dump Truck.

Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator Truck Mixer) harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan dalam Spesifikasi Beton dari Spesifikasi Umum. Kapasitas Batching Plant harus cukup besar untuk dapat memasok kebutuhan alat Slipform Concrete Paver sehingga alat penghampar tersebut dapat terus bergerak tanpa berhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan campuran beton. Apabila di lapanganterjadi satu proyek menggunakan beberapa Batching Plant, bahkan dari beberapa perusahaan pemasok, maka diperlukan kecermatan yang lebih tinggi dari Pelaksana Lapangan yang bersangkutan untuk dapat mengendalikan mutu maupun jumlah campuran beton yang harus diterimanya agar tetap konsisten dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Batching Plant jenis pan mixer dengan Truk Ready Mix.

2. Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver)

Mesin penghampar beton jenis ini merupakan satu unit mesin yang mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju. Mesin jenis acuan bergerak (Slipform Concrete Paver) mempunyai lebar minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing di depan dan di belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor). Semua sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan komputer (computerized control).

Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver) yang banyak dipergunakan di Indonesia.
Prinsip kerja CONCRETE PAVER
Prinsip kerja Concrete Paver (jenis acuan bergerak) dan komponen-komponen mesin penghampar tipikal 

3. Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (Fixform Concrete Finisher)

Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkan beroperasinya mesin Slipform Concrete Paver, maka dapat digunakan alat berikut ini: 
1). Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines) Jenis mesin penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa (finishing machines) harus dilengkapi dengan tranverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa. 

2). Vibrator (Penggetar) Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds. Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau alat penempa. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices, subgrade dan acuan (form) samping. 

3). Acuan Acuan lurus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m, dan sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan plat beton perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya. 

Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang. 

Acuan harus dapat menahan segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. 

Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung bagian yang bersambungan.
Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap Secara Mekanis (Fixform Concrete Finisher)

4 . Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan Perapihan Tepi

Setelah sambungan dan tepi perkerasan selesai, sebelum bahan perawatan (curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan membuat tekstur permukaan pada arah melintang atau memanjang garis sumbu (centre line) jalan, yang dapat dilakukan dengan cara brushing atau grooving. 

Pembuatan tekstur permukaan jalan ini dimaksudkan untuk mencegah aquaplaning atau hydroplaning, yaitu fenomena tidak adanya kontak antara ban kendaraan dengan permukaan jalan pada waktu adanya lapisan air di permukaan jalan. Hal ini sangat berbahaya terutama pada lalu lintas dengan kecepatan tinggi, karena kendaraan menjadi tidak bisa dikendalikan. Dengan adanya tekstur permukaan jalan maka akan tersedia fasilitas drainase di bawah ban kendaraan. 

Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1 / 16 ” (1,5 mm). Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau mekanis, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm. 

Perapihan tepi perkerasan beton di sepanjang acuan dan pada sambungan dilakukan secara manual menggunakan alat khusus manual pada saat beton mulai mengeras, dengan membentuk tepian untuk membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu. bila tak ditentukan lain pada Gambar Rencana, ialah 12 mm. Perapihan dilakukan supaya ujung-ujung beton yang bersudut tidak mudah gompal.

Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton Secara Mekanis

5. Gergaji Beton

Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), maka harus disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk membentuk sambungan, Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit satu gergaji selalu siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau gergaji secukupnya, serta fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.

Gergaji Beton

B. Pemilihan Peralatan

Pemilihan Peralatan dilakukan terutama untuk peralatan utama. Untuk dapat memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan perkerasan jalan beton, Pelaksana Lapangan perlu mendapatkan datadata/informasi tentang : 
1. Owning Cost dan Operating Cost alat;
2. Uraian Analisa Alat;
3. Uraian Analisa Harga Satuan untuk seluruh item pekerjaan yang ada dalam berkas penawaran. 
Yang dimaksud dengan owning cost adalah biaya kepemilikan alat yang harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut milik sendiri.

Sedangkan untuk menghitung owning cost, harus diperhitungkan: 
  • Depresiasi, 
  • Suku bunga, 
  • Pajak, 
  • Asuransi, dan 
  • Biaya penyimpanan alat. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya operating cost alat ialah: 
  • Biaya bahan bakar, 
  • Biaya pelumas, 
  • Biaya perawatan, 
  • Biaya perbaikan, 
  • Biaya operator, dan 
  • Biaya pembantu operator; 
Hasil akhir dari uraian analisa alat-alat berat adalah biaya ”sewa” alat per jam kerja.

C. Penetapan Peralatan

Pada dasarnya, pilihan-pilihan pengadaan peralatan yang dapat ditetapkan oleh Kontraktor a.l. adalah: 
sewa (rental), investasi dalam bentuk beli langsung, atau investasi dalam bentuk sewa-beli (leasing). 

Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif sewa : 
  • Biaya yang dikeluarkan hanya sebatas sewa peralatan yang diperlukan saja. 
  • Tidak dibebani biaya mobilisasi. 
  • Tidak dibebani biaya demobilisasi. 
Sedangkan kerugian dari alternatif sewa : 
  • Belum tentu dapat memastikan bahwa penyewa dapat menguasai teknologi peralatan yang disewanya. 
  • Menyebabkan penyewa akan bergantung pada perusahaan sewa selama pengoperasian alat. 
  • Jika digunakan untuk jangka panjang akan menjadi mahal. 
Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif beli langsung : 
  • Teknologi peralatan dapat dikuasai oleh Kontraktor. 
  • Untuk proyek jangka panjang biaya alat menjadi murah. 
  • Dapat memilih peralatan yang paling sesuai dengan rencana dan metode pelaksanaan yang direncanakan. 
Penyediaan peralatan dengan cara leasing mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 
  • Pengeluaran (modal investasi) tidak dibayarkan sekaligus, namun secara bertahap tergantung pada ketentuan dalam surat perjanjian. 
  • Meskipun lokasi pekerjaan/proyek jauh dari lokasi pelaksana pembelian, dengan cara leasing tidak perlu ada tambahan biaya untuk transportasi. 
  • Pada akhir masa pembayaran, maka peralatan belum menjadi milik penyewa karena masih harus diperhitungkan terlebih dahulu biaya-biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pihak yang menyewakan.

II. PERALATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN

Pada saat pembangunan suatu proyek, selain diperlukan bahan bangunan berkualitas tinggi dibutuhkan juga adanya peralatan yang memadai, baik peralatan sederhana maupun alat berat yang diperlukan pada pelaksanaan proyek. Alat kerja ini diperlukan dapat memudahkan manusia. Penggunaan alat - alat tersebut dapat mendukung kelancaran dari pembangunan proyek tersebut dan meningkatkan efisiensi kerja dari para pekerjanya. Dalam menggunakan alat - alat kerja perlu ditinjau dari segi ekonomi apakah dalam pemakaian alat-alat kerja tersebut cukup menguntungkan jika dibandingkan dengan tenaga manusia.

Faktor - faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah alat kerja antara lain:

  1. Kondisi di lapangan.
  2. Biaya, waktu, dan pekerja yang tersedia.
  3. Kemampuan dan kapasitas alat.
  4. Kemampuan dan ketrampilan pekerja.
  5. Luas, tinggi, dan volume pekerjaan.
  6. Macam dan jenis pekerjaan di lapangan.
Jenis-jenis alat kerja yang digunakan pada proyek konstruksi jalan antara lain sebagai berikut:
1) Excavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah. Excavator ini memiliki lengan (arm) yang dapat berputar, sehingga dapat lebih mudah untuk menggali tanah dengan kedalaman tertentu.
Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek, gambar excavator dapat dilihat pada Gambar 5.6.


excavator

Gambar 5.6.  Excavator

2) Dump Truck
Dump Truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat di miringkan sehingga untuk menurunkan material hanya dengan memiringkan bak materialnya sehingga muatan akan dapat meluncur kebawah. Untuk memiringkan bak di gunakan oleh pompa hidrolik.
Pada proyek konstruksi jalan, Dump truk digunakan untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal, pasir dan material timbunan. Dump truck yang di pakai dalam proyek ini adalah dump truck merk Mitsubishi Fuso 220PS kapasitas . Alat angkut dump truck ini di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 5.7 dump truck Mitsubishi Fuso 220PS


dump truk

Gambar 5.7.  Dump truck

3) Water Tank Truck
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat kelas A, setelah penghamparan material selesai kemudian di padatkan dan di siram air menggunakan water tank. Water tank yang di gunakan proyek ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter.
Pada proyek ini, water tank di datangkan langsung dari kontraktor. Berikut adalah alat untuk menyiram yaitu water tank dapat di lihat pada Gambar 5.8.


Truk Air

Gambar 5.8.  Water Tank Truck

4) Vibratory Roller

Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek ditimbulkan oleh vibratory roller adalah gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak.
Pada proyek ini, alat penggilas Vibratory roller yang digunakan adalah tipe HAMM 3410 dan di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di lihat pada Gambar 5.9 di bawah ini.


Alat pemadat-Vibratory roller

Gambar 5.9. Vibratory roller

5) Motor Grader
Sebagai bagian dari alat berat, motor grader berfungsi sebagai alat perata atau penghampar yang biasanya digunakan untuk meratakan dan membentuk permukaan tanah. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.
Pada proyek ini motor grader yang digunakan adalah merk komatsu tipe GD 555 berjumlah 1 dan di pakai untuk menghamparkan material lapis pondasi agregat kelas A. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar 5.10.


Motor Grader

Gambar 5.10. Motor Grader

6) Pneumatic Tire Roller
Untuk pneumatic tire roller, alat terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang bergranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas antara”. Pada pekerjaan proyek ini, alat berat pneumatic roller ini di pakai merk SAKAI TS-200 dengan jumlah 2 unit yang langsung di datangkan dari kontaktor. Gambar alat pemadat pneumatic tire roller dapat di lihat pada gambar 5.11.
pneumatic tire Roller

Gambar 5.11. Pneumatic tire Roller

7) Tandem roller
Tandem roller adalah alat penggilas atau pemadat terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya. Pada proyek ini, alat penggilas tandem roller di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat tandem roller dapat di lihat pada Gambar 5.12 di bawah ini.


Tandem Roller

Gambar 5.12. Tandem Roller

8) Asphalt finisher
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal, serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar sehingga membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut dengan crawler track dengan hopper yang tidak beralas. Sedangkan di bawah hopper tersebut terdapat pisau yang juga selebar hopper. Pada saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur oleh pisau tersebut.
Pada proyek ini, alat asphalt finisher yang digunakan merk NIGATA NFB6C dengan jumlah 1 unit. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar asphalt finisher dapat di lihat pada Gambar 5.13.


Asphalt Finisher


Gambar 5.13.  Asphalt Finisher

9) Alat-Alat konvensional
Alat-alat konvensional adalah peralatan sederhana yang digunakan untuk membantu pekerjaan yang dilakukan oleh para tukang. Alat-alat konvensional tersebut seperti sekop tangan, sapu lidi, garuk, traffic cone, kereta dorong dan lainnya. Gambar alat-alat konvensional dapat dilihat pada Gambar 5.14.


Alat-alat Konvensional


Gambar 5.14. Alat-alat Konvensional

10) Termometer Iframerah
Termometer inframerah adalah alat untuk mendeteksi temperatur secara optik—selama objek diamati, radiasi energi sinar inframerah diukur, dan disajikan sebagai suhu. Alat ini menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal di mana objek bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan, alat medis, obat-obatan, produk atau test, dll.)
Pada proyek ini, alat termometer iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari beton aspal yang di angkut oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal saat penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan alat asphalt finisher.


Termometer inframerah


Gambar 5.15. Termometer inframerah

11) Aspal Distributor
Aspal distributor adalah truk yang dilengkapi dengan tangki aspal, pompa, dan batang penyemprot. Pada proyek ini, aspal distributor di datangkan langsung dari kontraktor. Bentuk aspal distributor diperlihatkan pada Gambar 5.16.


Aspal distributor


Gambar 5.16. Aspal distributor
12) Alat Core Drill
Core Drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan/mengambil sample perkerasan dilapangan sehingga bisa diketahui tebal perkerasannya serta untuk mengetahui karakteristik campuran perkerasan.
Pada proyek ini, alat core drill di datangkan dari pihak kontraktor. Bentuk alat core drill dapat dilihat pada gambar 5.17.

 Core Drill test

Gambar 5.17. Alat Core Drill

13) Alat Sand cone
Alat Sand cone adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pada proyek ini, alat sand cone di datangkan langsung dari laboratorium milik kontraktor. Gambar alat sand cone dapat dilihat pada gambar 5.18.


Sand cone


Gambar 5.18. Alat Sand cone
14) Alat CBR
Alat CBR (California Bearing Ratio) adalah alat yang digunakan untuk menentukan tebal suatu bagian perkerasan. Alat CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban standar (standart load) dan dinyatakan dalam presentase. Alat CBR Lapangan yang di gunakan pada proyek ini, di datangkan dari kontraktor.
Alat CBR

Gambar 5.19. Alat CBR


Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar