ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES
I. PENYIAPAN PERALATAN PELAKSANAAN
PERKERASAN JALAN BETON
A. Identifikasi Peralatan Pelaksanaan
Untuk dapat mengidentifikasi jenis peralatan diperlukan data-data sebagai
berikut:
- Jenis, volume pekerjaan beton, spesifikasi teknik, lokasi pekerjaan dan kondisi lapangan;
- Jadwal waktu yang disediakan untuk masing-masing tahapan pelaksanaan pekerjaan beton semen;
- Metode kerja pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;
Pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton memerlukan peralatan
utama yang meliputi:
- Peralatan pencampur dan pengecoran beton (Batching Plant dan Truck Mixer / Dump Truck),
- Penghamparan dan pemadatan beton (Concrete Paver / Concrete Finisher), serta
- Peralatan penyelesaian akhir (finishing) permukaan beton (Texturing and Curing Machine).
Jenis-jenis peralatan utama yang akan diuraikan berikut ini:
1. Peralatan Pencampur (Batching Plant) dan
Pengangkut Beton
Pembuatan campuran beton yang bermutu tinggi memerlukan perhatian
yang sangat teliti pada setiap tahapan kegiatannya, mulai dari penetapan
dan penakaran komposisi bahan pembentuk beton, pencampuran, sampai
kepada pengangkutannya ke lokasi pengecoran. Pada umumnya, proses
produksi campuran beton meliputi kegiatan–kegiatan sebagai berikut:
Penakaran bahan-bahan beton;
- Pencampuran;
- Pengangkutan ke lokasi pengecoran;
- Penempatan / pengecoran;
- Pemadatan (konsolidasi);
- Perawatan (Curing);
- Penyelesaian akhir / Perapihan (Finishing).
Kegiatan penakaran bahan-bahan pembentuk beton dalam bahasa
asing disebut batching. Penakaran dapat dilakukan berdasarkan berat
maupun berdasarkan volume bahan tersebut. Tetapi, penakaran
berdasarkan berat lebih umum dilakukan karena dipandang lebih praktis.
Batcher equipment adalah kontainer yang berfungsi sebagai penampung
dan untuk mengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam
Concrete Mixer. Untuk menentukan batcher yang harus digunakan,
kapasitas batcher tersebut minimal 3 (tiga) kali kapasitas alat
pencampur (concrete mixer).
Peralatan pembuatan campuran beton
yang ditempatkan secara terpusat dan
biasanya mempunyai kapasitas tinggi,
sehingga cocok untuk pekerjaanpekerjaan beton dengan volume besar,
disebut Batching Plant.
Peralatan Batching Plant dengan alat
pengangkut Dump Truck.
Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator
Truck Mixer) harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan dalam
Spesifikasi Beton dari Spesifikasi Umum.
Kapasitas Batching Plant harus cukup besar untuk dapat memasok
kebutuhan alat Slipform Concrete Paver sehingga alat penghampar
tersebut dapat terus bergerak tanpa berhenti akibat kekurangan atau
keterlambatan pemasokan campuran beton.
Apabila di lapanganterjadi satu proyek menggunakan beberapa Batching
Plant, bahkan dari beberapa perusahaan pemasok, maka diperlukan
kecermatan yang lebih tinggi dari Pelaksana Lapangan yang
bersangkutan untuk dapat mengendalikan
mutu maupun jumlah campuran beton yang
harus diterimanya agar tetap konsisten
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Batching Plant jenis pan mixer dengan Truk
Ready Mix.
2. Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak
(Slipform Concrete Paver)
Mesin penghampar beton jenis ini merupakan satu unit mesin yang
mempunyai fungsi menghampar, meratakan, memadatkan dan
membentuk perkerasan sekaligus memberi arah dan mengatur elevasi
sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.
Mesin jenis acuan bergerak (Slipform Concrete Paver) mempunyai lebar
minimum 4.0 m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler
track), dilengkapi sensor arah gerak (steering sensors), sensor elevasi
(level control sensors) masing-masing di depan dan di belakang pada
kedua sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope sensor). Semua
sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan komputer (computerized
control).
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver) yang banyak
dipergunakan di Indonesia.
Prinsip kerja
CONCRETE PAVER
Prinsip kerja Concrete Paver (jenis acuan bergerak) dan komponen-komponen mesin
penghampar tipikal
3. Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap (Fixform
Concrete Finisher)
Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak
memungkinkan beroperasinya mesin Slipform Concrete Paver, maka
dapat digunakan alat berikut ini:
1). Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading and Finishing Machines)
Jenis mesin penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat
memperkecil kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa
(finishing machines) harus dilengkapi dengan tranverse screeds yang
dapat bergerak bolak-balik (oscillating type) atau alat lain yang serupa.
2). Vibrator (Penggetar)
Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat
berupa surface pan type atau internal type dengan tabung celup
(immersed tube) atau multiple spuds.
Vibrator dapat dipasang pada mesin penghampar atau alat penempa.
Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transfer devices,
subgrade dan acuan (form) samping.
3). Acuan
Acuan lurus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm
dan disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang
dari 3 m, dan sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan
ketebalan plat beton perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar
dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya.
Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang
memadai digunakan untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang.
Acuan harus dapat menahan segala benturan dan getaran dari alat
penghampar dan penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang
dari 2/3 tinggi acuan.
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m
dari suatu bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda
melebihi 6 mm. Acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung
bagian yang bersambungan.
Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap Secara Mekanis (Fixform Concrete Finisher)
4 . Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton dan
Perapihan Tepi
Setelah sambungan dan tepi perkerasan selesai, sebelum bahan
perawatan (curing) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan
membuat tekstur permukaan pada arah melintang atau memanjang garis
sumbu (centre line) jalan, yang dapat dilakukan dengan cara brushing atau
grooving.
Pembuatan tekstur permukaan jalan ini dimaksudkan untuk mencegah
aquaplaning atau hydroplaning, yaitu fenomena tidak adanya kontak
antara ban kendaraan dengan permukaan jalan pada waktu adanya
lapisan air di permukaan jalan. Hal ini sangat berbahaya terutama pada
lalu lintas dengan kecepatan tinggi, karena kendaraan menjadi tidak bisa
dikendalikan. Dengan adanya tekstur permukaan jalan maka akan tersedia
fasilitas drainase di bawah ban kendaraan.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1
/
16
” (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan menggunakan alat grooving manual atau
mekanis, yang mempunyai batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan
masing-masing berjarak antara 15 sampai 20 mm.
Perapihan tepi perkerasan beton di sepanjang acuan dan pada
sambungan dilakukan secara manual menggunakan alat khusus manual
pada saat beton mulai mengeras, dengan membentuk tepian untuk
membentuk permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu. bila
tak ditentukan lain pada Gambar Rencana, ialah 12 mm.
Perapihan dilakukan supaya ujung-ujung beton yang bersudut tidak mudah
gompal.
Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton Secara Mekanis
5. Gergaji Beton
Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints),
maka harus disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang
memadai untuk membentuk sambungan,
Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan berpendingin air atau
dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit
satu gergaji selalu siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau
gergaji secukupnya, serta fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.
Gergaji Beton
B. Pemilihan Peralatan
Pemilihan Peralatan dilakukan terutama untuk peralatan utama.
Untuk dapat memilih peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan
perkerasan jalan beton, Pelaksana Lapangan perlu mendapatkan datadata/informasi tentang :
1. Owning Cost dan Operating Cost alat;
2. Uraian Analisa Alat;
3. Uraian Analisa Harga Satuan untuk seluruh item pekerjaan yang ada dalam berkas penawaran.
Yang dimaksud dengan owning cost adalah biaya kepemilikan alat yang
harus diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan,
apabila alat tersebut milik sendiri.
Sedangkan untuk menghitung owning cost, harus diperhitungkan:
- Depresiasi,
- Suku bunga,
- Pajak,
- Asuransi, dan
- Biaya penyimpanan alat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya operating cost alat ialah:
- Biaya bahan bakar,
- Biaya pelumas,
- Biaya perawatan,
- Biaya perbaikan,
- Biaya operator, dan
- Biaya pembantu operator;
Hasil akhir dari uraian analisa alat-alat berat adalah biaya ”sewa” alat per
jam kerja.
C. Penetapan Peralatan
Pada dasarnya, pilihan-pilihan pengadaan peralatan yang dapat ditetapkan
oleh Kontraktor a.l. adalah:
sewa (rental), investasi dalam bentuk beli langsung, atau investasi dalam
bentuk sewa-beli (leasing).
Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif sewa :
- Biaya yang dikeluarkan hanya sebatas sewa peralatan yang diperlukan saja.
- Tidak dibebani biaya mobilisasi.
- Tidak dibebani biaya demobilisasi.
Sedangkan kerugian dari alternatif sewa :
- Belum tentu dapat memastikan bahwa penyewa dapat menguasai teknologi peralatan yang disewanya.
- Menyebabkan penyewa akan bergantung pada perusahaan sewa selama pengoperasian alat.
- Jika digunakan untuk jangka panjang akan menjadi mahal.
Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor dari alternatif beli langsung :
- Teknologi peralatan dapat dikuasai oleh Kontraktor.
- Untuk proyek jangka panjang biaya alat menjadi murah.
- Dapat memilih peralatan yang paling sesuai dengan rencana dan metode pelaksanaan yang direncanakan.
Penyediaan peralatan dengan cara leasing mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
- Pengeluaran (modal investasi) tidak dibayarkan sekaligus, namun secara bertahap tergantung pada ketentuan dalam surat perjanjian.
- Meskipun lokasi pekerjaan/proyek jauh dari lokasi pelaksana pembelian, dengan cara leasing tidak perlu ada tambahan biaya untuk transportasi.
- Pada akhir masa pembayaran, maka peralatan belum menjadi milik penyewa karena masih harus diperhitungkan terlebih dahulu biaya-biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pihak yang menyewakan.
II. PERALATAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN
Faktor - faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah alat kerja antara lain:
- Kondisi di lapangan.
- Biaya, waktu, dan pekerja yang tersedia.
- Kemampuan dan kapasitas alat.
- Kemampuan dan ketrampilan pekerja.
- Luas, tinggi, dan volume pekerjaan.
- Macam dan jenis pekerjaan di lapangan.
1) Excavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah. Excavator ini memiliki lengan (arm) yang dapat berputar, sehingga dapat lebih mudah untuk menggali tanah dengan kedalaman tertentu.
Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek, gambar excavator dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Pada proyek konstruksi jalan, Excavator digunakan untuk menggali tanah dalam pekerjaan cut and fill lahan proyek, gambar excavator dapat dilihat pada Gambar 5.6.
Dump Truck adalah sebuah truk yang mempunyai bak material yang dapat di miringkan sehingga untuk menurunkan material hanya dengan memiringkan bak materialnya sehingga muatan akan dapat meluncur kebawah. Untuk memiringkan bak di gunakan oleh pompa hidrolik.
Pada proyek konstruksi jalan, Dump truk digunakan untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal, pasir dan material timbunan. Dump truck yang di pakai dalam proyek ini adalah dump truck merk Mitsubishi Fuso 220PS kapasitas . Alat angkut dump truck ini di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 5.7 dump truck Mitsubishi Fuso 220PS
Pada proyek konstruksi jalan, Dump truk digunakan untuk mengangkut material seperti agregat pondasi kelas A, aspal, pasir dan material timbunan. Dump truck yang di pakai dalam proyek ini adalah dump truck merk Mitsubishi Fuso 220PS kapasitas . Alat angkut dump truck ini di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 5.7 dump truck Mitsubishi Fuso 220PS
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat kelas A, setelah penghamparan material selesai kemudian di padatkan dan di siram air menggunakan water tank. Water tank yang di gunakan proyek ini memiliki kapasitas sebesar 5000 liter.
Pada proyek ini, water tank di datangkan langsung dari kontraktor. Berikut adalah alat untuk menyiram yaitu water tank dapat di lihat pada Gambar 5.8.
Pada proyek ini, water tank di datangkan langsung dari kontraktor. Berikut adalah alat untuk menyiram yaitu water tank dapat di lihat pada Gambar 5.8.
Vibratory roller adalah alat pemadat yang menggabungkan antar tekanan dan getaran. Vibratory roller mempunyai efisiensi pemadatan yang baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Akibat sama efek ditimbulkan oleh vibratory roller adalah gaya dinamis terhadap tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong terdapat diantara butir-butirnya sehingga akibatnya tanah menjadi padat, dengan susunan yang lebih kompak.
Pada proyek ini, alat penggilas Vibratory roller yang digunakan adalah tipe HAMM 3410 dan di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat Vibratory roller dapat di lihat pada Gambar 5.9 di bawah ini.
Sebagai bagian dari alat berat, motor grader berfungsi sebagai alat perata atau penghampar yang biasanya digunakan untuk meratakan dan membentuk permukaan tanah. Selain itu, dimanfaatkan pula untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan campuran aspal.
Pada proyek ini motor grader yang digunakan adalah merk komatsu tipe GD 555 berjumlah 1 dan di pakai untuk menghamparkan material lapis pondasi agregat kelas A. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar 5.10.
Pada proyek ini motor grader yang digunakan adalah merk komatsu tipe GD 555 berjumlah 1 dan di pakai untuk menghamparkan material lapis pondasi agregat kelas A. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor pelaksana. Gambar alat berat motor grader dapat di lihat pada Gambar 5.10.
6) Pneumatic Tire Roller
Untuk pneumatic tire roller, alat terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka area pekerjaan juga perlu dibebaskan dari benda-benda tajam yang dapat merusak roda. Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh roda bagian belakangnya. Alat ini baik sekali digunakan pada penggilasan bahan yang bergranular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai “penggilas antara”. Pada pekerjaan proyek ini, alat berat pneumatic roller ini di pakai merk SAKAI TS-200 dengan jumlah 2 unit yang langsung di datangkan dari kontaktor. Gambar alat pemadat pneumatic tire roller dapat di lihat pada gambar 5.11.
Tandem roller adalah alat penggilas atau pemadat terdiri atas berporos 2 (two axle) dan berporos 3 (three axle tandem rollers). Penggunaan dari penggilas ini umumnya untuk mendapatkan permukaan yang agak halus, misalnya pada penggilasan aspal beton dan lain-lain. Tandem roller ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, beratnya antara 8 - 14 ton, penambahan berat yang diakibatkan oleh pengisian zat cair (ballasting) berkisar antara 25% - 60% dari berat penggilas. Untuk mendapatkan penambahan kepadatan pada pekerjaan penggilasan biasanya digunakan three axle tandem roller. Sebaiknya tandem roller jangan digunakan untuk menggilas batu-batuan yang keras dan tajam karena akan merusak roda-roda penggilasnya. Pada proyek ini, alat penggilas tandem roller di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar alat berat tandem roller dapat di lihat pada Gambar 5.12 di bawah ini.
Alat ini berfungsi untuk menghamparkan aspal olahan dari mesin pengolah aspal, serta meratakan lapisannya. Konstruksi Asphalt Finisher cukup besar sehingga membutuhkan trailer untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Asphalt Finisher memiliki roda yang berbentuk kelabang atau disebut dengan crawler track dengan hopper yang tidak beralas. Sedangkan di bawah hopper tersebut terdapat pisau yang juga selebar hopper. Pada saat proses penghamparan, awalnya dimulai dengan memasukkan aspal ke hopper. Kemudian aspal akan langsung turun ke permukaan dan disisir oleh pisau. Untuk mendapatkan tingkat kerataan yang diinginkan akan diatur oleh pisau tersebut.
Pada proyek ini, alat asphalt finisher yang digunakan merk NIGATA NFB6C dengan jumlah 1 unit. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar asphalt finisher dapat di lihat pada Gambar 5.13.
Pada proyek ini, alat asphalt finisher yang digunakan merk NIGATA NFB6C dengan jumlah 1 unit. Alat tersebut di datangkan langsung dari kontraktor. Gambar asphalt finisher dapat di lihat pada Gambar 5.13.
Alat-alat konvensional adalah peralatan sederhana yang digunakan untuk membantu pekerjaan yang dilakukan oleh para tukang. Alat-alat konvensional tersebut seperti sekop tangan, sapu lidi, garuk, traffic cone, kereta dorong dan lainnya. Gambar alat-alat konvensional dapat dilihat pada Gambar 5.14.
Termometer inframerah adalah alat untuk mendeteksi temperatur secara optik—selama objek diamati, radiasi energi sinar inframerah diukur, dan disajikan sebagai suhu. Alat ini menawarkan metode pengukuran suhu yang cepat dan akurat dengan objek dari kejauhan dan tanpa disentuh – situasi ideal di mana objek bergerak cepat, jauh letaknya, sangat panas, berada di lingkungan yang bahaya, dan/atau adanya kebutuhan menghindari kontaminasi objek (seperti makanan, alat medis, obat-obatan, produk atau test, dll.)
Pada proyek ini, alat termometer iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari beton aspal yang di angkut oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal saat penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan alat asphalt finisher.
Pada proyek ini, alat termometer iframerah digunakan untuk mengukur suhu dari beton aspal yang di angkut oleh dump truck dan juga mengukur suhu dari beton aspal saat penghamparan beton aspal hotmix dengan menggunakan alat asphalt finisher.
Aspal distributor adalah truk yang dilengkapi dengan tangki aspal, pompa, dan batang penyemprot. Pada proyek ini, aspal distributor di datangkan langsung dari kontraktor. Bentuk aspal distributor diperlihatkan pada Gambar 5.16.
Core Drill adalah alat yang digunakan untuk menentukan/mengambil sample perkerasan dilapangan sehingga bisa diketahui tebal perkerasannya serta untuk mengetahui karakteristik campuran perkerasan.
Pada proyek ini, alat core drill di datangkan dari pihak kontraktor. Bentuk alat core drill dapat dilihat pada gambar 5.17.
13) Alat Sand cone
Pada proyek ini, alat core drill di datangkan dari pihak kontraktor. Bentuk alat core drill dapat dilihat pada gambar 5.17.
Gambar 5.17. Alat Core Drill
Alat Sand cone adalah alat yang digunakan untuk pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Pada proyek ini, alat sand cone di datangkan langsung dari laboratorium milik kontraktor. Gambar alat sand cone dapat dilihat pada gambar 5.18.
Alat CBR (California Bearing Ratio) adalah alat yang digunakan untuk menentukan tebal suatu bagian perkerasan. Alat CBR merupakan suatu perbandingan antara beban percobaan (test load) dengan beban standar (standart load) dan dinyatakan dalam presentase. Alat CBR Lapangan yang di gunakan pada proyek ini, di datangkan dari kontraktor.
Gambar 5.19. Alat CBR
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar